Friday, December 28, 2018

Perjuangan Pertama ( Cerpen Tahun 2012 )

Tulisan ini dibuat tahun 2012 lalu, membuka kembali file-file lama yang mengingatkan saya pada masa-masa dulu bertransisi sampai jadi Reza yang sekarang. Cerita ini tentang tolak balik saya dari pribadi yang pendiam, malu-malu, dan plonga-plongo. terus karena kejadian ini yang aku kasih judul "perjuangan pertama" membuatku jadi pribadi yang jauh lebih baik, dan terus haus untuk berkarya dan bermanfaat buat almamater.

Cerpen Tugas Bahasa Indonesia
Karya Reza Adinata
Guru: Pak Soleh
Kelas X E


Terpilih saat seleksi di kelas sebenarnya bukan keinginan saya. Saya sebenarnya merasa malu untuk bertanding argumentasi dengan orang lain secara formal, tetapi tidak tau mengapa saya begitu antusias saat seleksi itu. Di kelas 10 E (kelas saya) mengadakan seleksi debat saat pelajaran bahasa inggris. Saya (Reza), Firman, Risna, Witara, Aulia, dan Vito menjadi pilihan teman sekelas untuk melakukan seleksi ini. Jenis debat kali ini adalah debat Bahasa Inggris, saya sedikit merasa minder dengan teman-teman karena bahasa inggris saya masih kurang dibandingkan dengan mereka. Tema atau topik saat seleksi itu adalah pendapat tentang pernyataan “Girls more diligent then boys” atau dalam Bahasa Indonesia wanita lebih rajin daripada laki-laki. Dalam seleksi ini kami dibagi menjadi dua tim, yang dimana satu tim terdiri atas tiga orang. Firman dan Witara satu tim dengan saya sedangkan  Vito, Aulia, dan Risna menjadi lawan saya. Tim saya menjadi tim yang menolak argumen tersebut, sedangkan lawan saya mendukung argumen itu. Hal ini cukup memberatkan tim kami karena faktanya dalam kehidupan wanita lebih rajin dari pada laki-laki walaupun ada juga laki-laki yang lebih rajin daripada wanita.

Seleksipun di mulai, kami saling bertukar argumentasi untuk menjatuhkan lawan. Pada akhirnya   tim sayalah yang memenangkan seleksi ini. Ibu Risa (Guru Bahasa Inggris ) tiba-tiba membagikan kertas kecil ke seluruh teman dalam kelas yang tidak ikut dalam seleksi ini. Dia meminta teman-teman memilih satu orang di antara Saya, Witara, dan Firman untuk mewakili kelas 10 E mengikuti seleksi ke dua bersama dengan seluruh perwakilan dari seluruh kelas. Seleksi tersebut di adakan jam 5 sore, bersamaan dengan dilakukanya cap tiga jari untuk seluruh kelas 10 dari SMP Sugar Group. Saya bingung karena tempat seleksi penuh dengan anak-anak yang melakukan cap tiga jari, sayapun memutuskan untuk tidak mengikuti seleksi tersebut.

Esok hari, pada saat homeroom session di umumkan bahwa saya harus mengikuti seleksi susulan pada pagi itu. Saya akhirnya mengikuti seleksi itu pada saat teman sekelas saya sedang belajar matematika. Pada seleksi susulan ini, ada satu orang lain yang berasal dari kelas 11 tetapi dia telah lebih dahulu datang. Seleksi ini dimulai dengan saya di hadapkan kurang lebih enam topik yang berbeda. Saya di anjurkan untuk memilih satu topik dan menuliskan argumen saya pada selembar kertas dalam waktu 15 menit. Topik tentang “suspend is effective to built english environment at school”  saya pilih pada saat itu. Segala sesuatu yang saya tahu tentang topik itu coba saya tuangkan pada selembar kertas. Waktu demi waktu berlalu, 15 menit waktu yang diberikan telah habis. Saya memasuki sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat dua guru yang masih cukup asing bagi saya, yaitu Bu Ines dan Pak Rusdi. Di ruangan itu saya di berikan waktu tiga menit untuk menyampaikan argumentasi saya tanpa membaca apa yang telah saya tulis, lalu saya di beri beberapa pertanyaan setelahnya. Setelah sesi ini selesai, saya kembali ke kelas dan melanjutkan belajar seperti biasa.

Pada saat makan malam di cafe, Pak Rusdi maju ke panggung dan mengumumkan siswa yang terpilih untuk mengikuti perlombaan debat se-Lampung Tengah. Nama pertama yang di sebutkan ialah Andika dari 11 SCI D, yang kedua adalah Eva dari 11 SCI A, dan tidak aku sangka nama terakhir yang disebutkan adalah nama saya. Saya merasa sangat senang dan bangga atas apa yang telah saya capai. Ini bererti awal dari perjuangan saya untuk melakukan perlombaan yang pertama di SMA ini.
Satu hari setelah pengumuman tersebut, saya, Andika, dan Eva di berikan pelatihan mengenai debat selama dua hari. Memang waktu sebelum perlombaan hana dua hari lagi. Dua hari itu kami gunakan dengan penuh pekerjaan dan meninggalkan pelajaran formal. Dimulai dari memperkenalkan debat, lalu melatih gaya bicara kami agar lebih terstruktur dan juga kami harus menguasai 23 topik yang telah diberikan oleh panitia perlombaan. Ini terdengar sangat sulit dan mustahil bagi kami untuk melakukan semuanya, tetapi kami tidak menyerah dan menikmati apa yang sekarang kami hadapi.
Pada hari pertama latihan, kami melakukan pengenalan tentang debat. Bu Ines (pelatih kami) menjelaskan dengan sangat santai. Menurut kabar, dia adalah pelatih debat nasional yang sering di sewa sekolah-sekolah. Kami  tidak terlalu sulit untuk memahami apa yang di ajarkan tetapi  kami sedikit caguk untuk memulainya. Hari ini kami di tekankan untuk melatih cara berfikir dan struktur bicara kami. Bu Ines memberikan semua hal dasar dari itu semua. Sedikit demi sedikit kami mulai memahaminya dan mulai terlatih dengan semua ini. Hanya saja yang masih kurang dari kita adalah dari segi mental. Kami merasa kurang percaya diri apabila berbicara dengan bahasa inggris di depan orang yang lebih pandai dari kami, terutama saya yang paling merasa kurang percaya diri. Lagi-lagi saya merasa sedikit minder karena Eva dan Andika sangan baik dalam bicara Bahasa Inggris sedangkan saya sanagat kurang sekali.

Pada hari kedua, kami cukup merasa lebih baik. Haari ini di fokuskan untuk penguasaan 23 topik yang kemungkinan menjadi topik kita di perlombaan besok. Kami semua membawa laptop dan modem untuk mencari segala informasi yang berhubungan dengan topik itu.kami mulai saling terbiasa dengan ini, kami mulai bercanda gurau dan ini beda dengan hari pertama yang kita merasa malu-malu. Hari ini menjadi hari yang berat bagi kami, karena menguasai topik sebanyak itu dalam satu hari cukup melelahkan dan memusingkan. Ditambah dengan malah hari kita ada pelatihan tambahan.

Hari perlombaan itu datang, sekitar pukul 06.00 kami berkumpul di depan SMA Sugar Group. Setelah semua lengkap, kami berangkat menuju SMANSA Seputih Banyak untuk bertanding. Kami tiba di sana sekitar pukul 08.00 dan kami menjadi pesarta lomba pertama yang datang terlaulu mengalahkan siswa-siswi yang bersekolah di situ. Kami harus menunggu hingga pukul 09.00 untuk melakukan rapat. Hal yang membosankan adalah saat kita harus menunggu tetapi banyak hal menarik yang membuat kami sedikit terhibur seperti, ada beberapa anai di SMA tersebut yang mirip dengan teman-teman kami di SMA Sugar Group, ada jga perempuan yang memakai make-up wajah yang terlalu tebal dan tidak kontras dengan warna kulitnya. Hal-hal tersebut cukup menghibur kami dan membuang waktu menunggu kami yang membosankan itu.

*karena dulu belum punya hp buat dokumentasiin, pake foto kelas X aja ya wkwk

Mulai dari perlombaan pertaama yang engga pernah aku duga ini, aku jadi pengen terus mencoba lomba-lomba apapun itu, dan alhamdulillah bisa membanggakan almamater, baik dulu di SMA maupun juga masih pas kuliah di UGM hehe

Buat partner perjuangan pertamaku yang udah makin keren semua, terimakasih udah mengajarkan banyak hal ya :) begitu juga Bu Ines yang sangat telaten membina kita dari "0".

Eva Narulita (FK UNILA 2014)
Andika Yudianto (Arsitektur Lanskap IPB 2014)

 

No comments:

Post a Comment

Reza Adinata. Powered by Blogger.