Wednesday, April 8, 2020

Hati memilih

11:43 AM 0
9 Maret 2020,
saat kembali lagi bertanya kepada hati untuk apa dan mau apa dia sebenarnya,
Disaat sudah 22 tahun bersama dan ikatan kita semakin kuat,
telah banyak pilihan yang kita buat selama ini,
beberapa berjalan dengan baik,
tidak sedikit juga yang menjadi pelajaran berharga dalam hidup
karena 'kegagalan' yang juga bisa mengecewakan.


Yang aku tau emang tidak mudah untuk memilih,
mungkin pilihan saat ini akan menjadi 'kita' kedepannya,
aku terus bertanya kepada hati, apakah yakin ini yang kita pilih,
apakah akan benar dan baik-baik saja?
kita udah pernah mencoba namun belum berhasil,
yakin mau nyoba lagi?


Sebuah self talk kepada diri sendiri,
ketika malam ini belum bisa tidur sampai jam 01.04, hehehe
#SedikitCerita beberapa pilihan yang menurutku besar dalam hidup ini.
Untuk sedikit merefleksi ada jejak langkah berani yang aku ambil dahulu, dan banyak pelajaran serta konsekuensi yang aku ambil setelahnya.

1. Meninggalkan olahraga yang aku cintai selama 2 tahun
    Pengen banget dulu jadi atlet, cita-cita yang terpatri dalam hari sejak masuk tim sepak bola di kelas 5 SD. Bukan cuma suka, tapi juga bisa berprestasi, terus aku tekuni sampe ikut sekolah sepak bola waktu SMP dan akhirnya pada kelas 1 SMA aku harus berhenti. Cidera angkle kanan yang buat aku engga bisa jalan apalagi lari beberapa bulan, dan setelah itu sering kali kambuh. Membuat aku harus berganti hobi dan mimpi. Akhirnya di SMA menjadi akademisi dan mengurangi olahraga berat. Setelah lulus dari SMA baru bisa aktivitas berat lagi.

2. Tidak mengambil kesempatan beasiswa full untuk kuliah
    Siapa si yang engga mau kuliah gratis sampe lulus? aku juga si mau, jujur aja itu salah satu impianku. Ketika lulus dari SMA aku mendapatkan kesempatan itu ditawari untuk mendapatkan beasiswa penuh kuliah dan sejumlah uang serta bisa memilih kampus impian. Aku lulus alhamdulillah sebagai lulusan terbaik, tapi disini aku memilih untuk berjuang dengan usaha sendiri. Aku tahu ini emang engga mudah dan belum tentu kesempatan ini datang lagi. Tapi satu hal, aku pengen mencoba dengan keringat, usaha, dan pengorbanan. Belum tentu bakalan sukses, tapi aku tau itu akan seru dan menarik. Mengejar mimpi yang belum pasti oleh seorang anak kecil yang polos hehe

3. Membangkitkan organisasi yang sekarat daripada jabatan di organisasi bergengsi
    kalo udah masuk ke zona kuliah pengen banget gak si ngisi cv dengan pengalaman organisasi yang banyak dan sesuai banget sama hobi atau kesukaan kita. Apalagi organisasi bergengsi gitu di kampus. Sebuah pilihan yang emang aku juga sampe sekarang bingung, dan justru jadi cinta banget sama semua yang ada didalamnya. Memilih mengemban amanah di UKM Pencak Silat Perisai Diri yang saat aku menerima sudah bisa dibilang sekarat. Tata kelola berantakan, anggota bisa dihitung jari, dan engga jelas masa depannya. Jangan ditanya gengsinya ya, yang tau aja mungkin gak banyak padahal UKM di level kampus. Ada suatu ikatan tersendiri kenapa aku memilih untuk berjuang didalamnya, yang aku tau emang engga mudah, merajut kembali kekeluargaan yang sudah renggang didalamnya, menarik kembali anggota-anggota yang sudah mulai berjarak, mengatur dan menata organisasi jadi lebih baik. Banyak banget drama dan pengorbanan didalemnya, tapi sekarang aku bisa tersenyum melihat adik-adik di UKM bisa segitu kompak, keren, dan berprestasi jauh melebihi kita para senior.

4. Memilih lulus lebih lama
    Menurut kamu lulus itu pencapaian, pilihan, atau sekedar sebuah step untuk ke tahap selanjutnya? jawab sendiri yak hehe. Disaat semester akhir kuliah, hatiku memilih untuk lulus lebih. Kayaknya bohong banget yak, lulus molor kok pilihan hehe. Yaps, aku memilih untuk menyelesaikan amanah di semester 7, membina adik-adik di UKM. lalu disemester 8 magang sembari mendampingi juga perkembangan UKM, dan ketika aku merasa cukup peranku untuk masuk didalamnya, aku pastikan aku harus lulus. Ada suatu hal yang aku kejar disamping predikat atau gelar, yaitu 'manfaat'.


5. Lagi dan lagi, engga ambil Beasiswa S2
    Skripsi yang molor tapi penuh cerita. Sebenernya engga nyangka juga, di akhir bimbingan salah satu dosen mengomentaru progresku sembari diskusi singkat. Aku kaget ketika beliau menawarkan untuk lanjut program beasiswa full untuk sekolah S2 dan lanjut S3 langsung. Beliau menawarkan diri sebagai pemberi rekomendasi apabila saya mau mengambil. tapi mohon maaf pak Reza belum bisa ambil. Engga berhenti disitu, 3 minggu setelah lulus, salah satu dosen kembali menghubungi untuk menawarkan beasiswa full S2 lanjut studi di Thailand. Mohon maaf lagi untuk saat ini belum bisa mengambil karena suatu alasan. Ada hal yang sedang hati ini inginkan untuk dilakukan.


jadi pilihan besar apa yang selanjutnya akan kita pilih?
Ada 3 hal yang selalu jadi pertimbangan utama dalam memilih jalan hidupku, pertama mimpi, kedua hati, dan yang ketiga Manfaat


Karena hanya hidup sekali, aku hanya ingin menjalani dengan penuh kesadaran atas pilihan yang aku ambil. :)





Friday, March 27, 2020

Graduate !

"Saat kamu memulainya, maka selesaikanlah karena itu amanah"
Menasehati diri sendiri yang pernah merasakan bagaimana sebenernya hati ingin membawa dan kaki harus terus melangkah dengan arah yang terkadang tak sama.

Keluarga Kita


19 Februari 2020
Akhrinya setelah mundur 3 kali dari target awal wisuda, akhirnya sampe juga.
Seolah berakhir pertanyaan "kapan wisuda?", "kapan lulus?" yang mestinya mahasiswa tingkat akhir harus punya seribu macam jawaban untuk menjawabnya dan lagi keteguhan hati untuk bisa melaksanakan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa di unjung perkuliahan.

Setiap langkah yang terlewati selaku menyisakan cerita unik, dengan resmi diwisuda pada hari itu secara resmi status mahasiswa yang selama 3 tahun 17 bulan menjadi identitas lepas. Ya mau gimana lagi life must go on , bisa dibilang masa kuliahku udah jadi zona nyaman yang harus segera di tinggalkan untuk mencoba hal baru dan cerita baru untuk dimulai.

Senyum mereka, kedua orang tuaku yang mungkin sudah lama aku lihat pada momen seperti ini. tepatnya ketika wisuda SMA, ketika itu aku berhasi memberikan hasil belajar yang terbaik dan mereka sangatlah bangga karena bagi mereka perjuangan untuk mendidik anaknya berbuah manis.

Sedikit berbeda situasinya saat kuliah ini, pada awalnya aku menargetkan untuk lulus tepat waktu bahkan lebih cepat. karena SKS kuliah pada semester 7 telah cukup dan skripsi normalnya bisa dikerjakan dalam satu semester bahkan lebih cepat. Tapi aku memilih jalan yang aku tahu pasti tidak mudah dan target awal mungkin saja bisa engga tercapai. teringat nasihat salah satu dosenku " buatlah karya terbaik kalian selama menjadi mahasiswa yang akan membuat kalian terus bangga atas hasil kerja keras kalian untuk menyelesaikannya 'masterpiece'. 

Aku memilih untuk magang terlebih dahulu sembari mengambil data untuk sekripsi yang baru selesai bulan juni 2019. Yang jelas molor dari target awal yg pengen lulus bulan Mei 2019. Teenyata ada beberapa kendala juga yang membuat aku baru bisa melakukan seminar proposal di bulan September, maka target kedua dibulan Agustus pun harus mundur, terlebih lagi harus meminta uang kepada orangtua untuk membayar UKT lagi memasuki semester 9. Ternyata target bulan November juga belum bisa tercapai, aku terus menjanjikan dan 3x orang tua aku buat harus menunda perjalanan ke jogja karena waktu lulus belum juga terlihat.

Pada akhirnya aku bisa melaksanakan sidang dibulan Desember dan wisuda bulan Februari. Lega rasanya, membalaskan perjuangan orang tua untuk menguliahkan aku yang bandel ini, melihat senyum mereka dan kebahagiaan karena mereka yang hanya lulus SMA bisa meluluskan dua orang anaknya menjadi sarjana.

Kakak Alumni Teknik Mesin '12 dan aku TIP '15
Salah satu hal yang aku perjuangin dikuliah cuma satu yang bener-bener aku dedikasiin buat orang tua. Karena bapak dan ibu engga tau dunia perkuliahan cuma pesen karena kemarin mas bisa lulus cepet tapi engga cumlaude, kalo bisa aku lulusnya cumlaude. dan aku buktiin untuk penuhi itu. Jujur aku mencap diriku bukan sosok akademisi di kampus, lebih suka terjun kelapangan, mengejar hobi dan pertemanan. Kuliah bagiku bukan cuma duduk didalam kelas dan berharap nilai A ketia ujian. Inti dari kuliah adalah belajar, selama jadi mahasiswa aku rasa bebas untuk lakuin apa aja termasuk ngelakuin kesalahan karena itu bagian dari proses belajarku.

Untuk semua penghargaan yang aku raih di hari itu semuanya adalah berkat orangtuaku dan seluruhnya aku serahkan kepada mereka. Berharap dikemudian hari masih bisa terus berkumpul dan berbagi kebahagiaan terus bersama :)

Terimakasih juga buat teman-teman yang sudah banyak membantu selama perjalanan di kampus, see u on top lur!
Ditunggu berkarya selanjutnya bersama KAGAMA dan dimanapun berada.




Thursday, January 2, 2020

Universitas Gelanggang Mahasiswa (UGM)

Sebuah sebutan yang lazim didengar kalau sebagai rakyat jelata Gelanggang UGM. Bisa aku bilang salah satu tempat paling nyaman untuk belajar. Sebagai mahasiswa yang notabennya (non-akademisi) mungkin gelanggang jadi tempat yang paling bisa nerima kalian. Engga perlu bicara IPK, berapa lama kamu mau lulu, atau idealismemu seperti apa, orang-orang disini engga terlalu peduli dengan itu, selama masih bisa berkarya.

Mengakhiri cerita di Gelanggang sebagai Mahasiswa
Sebenernya dulu juga ragu untuk nyemplung disini, karena pasti maba banyak ketakutan den pertimbangannya. Salah satunya rumor kalo anak-anak gelanggang itu lulusnya bakal lama dan kuliahnya bakalan terganggu. Tapi, setelah 1 tahun menjalani kuliah sebagai maba, ternyata sudah cukup membuat bosan dan makin yakin kalo engga nyari kegiatan yang membahagiakan pasti bakalan stress ni. Akhirnya mulai aktif digelanggang sebagai pengurus, dan menikmati hari-hari berikutnya dengan warna-warna baru.

Ada banyak tipe mahasiswa di UGM yg beneran, mulai dari yang suka ngejer IP tinngi, lulus cepet, nggarap laprak terus, tura-turu, dolan terus, lomba sana sini, bikin start up, ngevent, dan ada juga yag seperti kami cah gelanggang yang menyalurkan hobi disini. Tidak ada pilihan yang paling baik bagi saya kamu memilih dunia kampusmu bagaimana, semuanya pasti yang terbaik yang cocok dengan mimpi dan latar belakang kalian. Aku pada akhirnya memilih untuk menghabiskan masa kuliah pun disini, karena menurutku kehidupan kuliahku menjadi seimbang antara yang membosankan dan menyenangkan

Aku mulai sadar bahwa dari sini aku memulai petualangan di Kampus yang jadi "engga biasa-biasa aja". 

Berawal dari masuk UGM pertama kali, bahakan masih seleksi masuk dulu udah main kesekre dengan polos dan sok kenal. Karena dulu pernah ikut Pencak Silat Perisai Diri dan kebetulan ada UKM nya. Pengen banget masuk UGM dan bisa lanjut latihan disini. Alhamdulillah pada akhirnya bisa masuk dan gabung latihan disini.

Baru masuk, tepatnya habis PPSMB langsung ikut latihan kejuaraan, engga disangka langsung dikasih kesempatan untuk gabung tim yang udah latihan lama sebelumnya, alhamdulillah fisik masih bagus dulu dan bisa ngimbangin mas mbk atlet yang udah latihan berbulan-bulan. Setelah satu bulan latihan intensif bersama kita berangkat untuk lomba kejurnas pencaksilat Perisai Diri di Semarang. Di semester pertamaku langsung izin UTS dan alhamdulillah bisa bawa medali perunggu buat UGM.

Berawal dari modal medali pertamaku aku jadikan bekal untuk mendaftar beasiswa, dan berbagai program yang ada dikampus. Alhamdulillah ternyata manjur juga dan banyak dapet kesempatan ikut program-program pengembangan diri hingga trip ke beberapa daerah di Indonesia. Sebenernya bukan fisik medalinya si yang buat jad kaya gini, tapi apa yang ada di baliknya. Gimana perjuangan untuk meraihnya itu yang bikin aku sadar "bahwa hidup butuh perjuangan, dan mimpi".

Mungkin bagi yang pernah jadi Atlet paham bener gimana kita latihan bisa berbulan-bulan untuk bertanding mungkin hanya beberapa menit saja. Lelah, letih, cidera, meluangkan waktu, uang, tenaga, dan banyak hal yang perlu dikorbankan untuk bisa bertanding dengan maksimal. Tapi itu semua yang berarti lebih dari sebuah medali. Ada cerita yang terkadang sulit untuk di ungkapkan tapi berkesan hingga saat ini.

Setelah melalui semester awal itu, hari-hariku di kuliah semakin menjadi petualangan yang mengasikkan. Tentunya akademik ya masih bisa dijaga, karena itu bentuk tangggung jawab ke orang tua.

Terus berkarya untuk membesarkan Almamater ya, jangan berada di bawah almamater yang besar aja.

Terimakasih telah menjadi "Keluarga, Rumah Kedua, dan Cinta" terutama UKM Perisai Diri UGM dan Gelanggang.

Universitas Gelanggang Mahasiswa


Keluarga Perisai Diri UGM Lintas Generasi

#30HariBercerita
#30hbc2002
#KSEMenulis

Wednesday, January 1, 2020

Kenapa Bercerita

Bertanya kembali kenapa memulai semuanya? Menulis dan bercerita. Emang siapa si yang mau baca ceritamu za, emang sebagus dan seinspiratif apa perjalanan hidupmu sampe kamu tulis. kenapa hayoo? kenapa ya?

Pura-pura cerita


Diawal tahun 2020 ini kembali ikut event rutin tahunan #30HariBercerita yang tahun lalu udah ikut tapi belum sampe full 30 hari, baru sampe 18 hari aja. Alhamdulillah dari hasil itu aku komitmen seengganya menulis satu cerita setiap bulannya, apapun itu temanya.

Kembali untuk meluruskan dan memantapkan niat serta hati, Kenapa dan untuk apa aku menulis. biar populer? sombong? pamer? heheheh jawabku, bisa jadi :D
Sebenernya aku engga mempermasalahkan bagaimana pandangan orang lain terhadap apa yang aku tulis, bahkan engga ada yang melihat atau membacapun bukan masalah bagi aku pribadi. Semenjak awal aku berniat menulis karena saatu hal, yaitu salah satu caraku untuk berbagi. Kenapa harus lewat tulisan? karena itu cara mudah yang aku bisa.

Jadi gini, pada awalnya aku di SMP dan SMA emang pengen banget punya blog untuk menulis aja, sekedar bisa menulis. Seiring berjalannya waktu ada niat dan dorongan lain yang buat aku semakin mantap untuk menulis. Aku sadar bahwa apa yang udah aku raih, dapatkan, bahkan alami selama 22 tahun ini terlalu egois untuk aku nikmati sendiri. Aku percaya bahwa "setiap yang sampai kepadaku engga sepenuhnya hak ku" bukan hanya dalam hal uang tapi segala hal.

Dalam perjalanan hidup mungkin tuhan banyak memudahkan jalan untuk aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan dan cita-citakan. Tapi aku mulai bertanya, semua itu buat apa? dari kecil kamu selalu diberikan apa yang kamu inginkan, cita-citamu disampaikan, bahkan uang pendidikanmu dari kecil sampe kuliah dibantu dengan beasiswa. Apakah sampe seterusnya kamu bakal nikmatin sendiri? Jadi segitu aja manfaatnya.

Aku tau mungkin dengan bercerita belum tentu juga bisa menjawab pertanyaan itu semua. Bahawa dengan cerita-cerita ini akan membantu orang jadi lebih baik, bahkan bisa aja tulisan ini hanya usang tanpa ada yang membacanya.

Bener banget, tapi satu hal yang aku menjadi yakin. Banyak ilmuan yang dikenal dari dulu sampai saat ini karena tulisannya, begitu juga penyanyi yang dikenal dari lirik lagu indahnya, dan penyair yang masih tetap dikenal karena syairnya. Engga semua bakal kenal dan banyak juga yang mendapatkan manfaat dari goresan pena nya.

Sesimpel itu sebenernya, aku engga akan tau hasilnya. Engga pernah bakalan jadi parameter berapa banyak yang membaca. Tugas dan niatku hanyak untuk membagikannya dan terus menulis. Ada tangan yang lebih hebat yang akan mengatur cerita selanjutnya.

Semangat untuk menulis :)

#30HariBercerita
#30hbc2001

Monday, December 30, 2019

20 Desember 2019

Sebuah langkah akhir yang tercapai. Mungkin engga bisa juga di ungkapkan gimana perjuangan dibalik hari ini, berapa orang baik yang membantu dalam proses dan juga berapa doa yang orang tua panjatkan biar anaknya lulus :D

Cuma mau ngucapin terimakasih buat semuanya, semoga lembaran masa kuliah yang begitu nano-nano jadi cerita perjalanan hidup yang engga bakal terlupakan. Mau semangatin buat semuanya yang lagi berjuang,




Pembimbing dan Penguji
#JalanSarjanaku

Buat kamu yang masih berjuang,
Jangan panik, nikmatin aja prosesnya,
Ada hal penting yang aku simpulkan dari perjalanku selama kuliah,
Bahwa kuliah itu untuk "BELAJAR" no more no less.

Diawal kuliah memang sempet berpikir apakah ini jalan yang benar,
banyak ketakutan yang aku hadapi,
saat itu orang tuaku berpesan "kamu sendiri yang memilih jalannya, mungkin ada maksud yang kamu belum tahu"
dari situ aku mulai memantapkan diri, bahwa aku ada disini mungkin bermimpi banyak, tapi aku yakin ada rencana yang lebih besar dari sang Pencipta kenapa aku disini.

Selalu berpegang teguh pada tugas kamu buat "BELAJAR"
kata "BELAJAR" yang aku maksud jangan cuma di artikan sempit untuk duduk dikelas mendengarkan ceramah, atau tugas-tugas kuliah semata.
Bukan juga untuk mencari "Pembenaran" karena kita telah merasa semakin dewasa dan terdidik.
Tapi "BELAJAR", Belajar untuk menerima, memberi, mengasah pola pikir, menambah wawasan, mengembangkan diri, dan segala hal. 
Ketika kamu bisa memaknainya lebih luas, kamu akan semakin iklas untuk menjalani dan menghadapi setiap rintangan yang ada. Semuanya adalah pelajaran yang Tuhan kasih buat kita.

Ada banyak memang temen kita yang disaat kita masih bingung menentukan masa depan, mereka udah juara lomba dimana-dimana, jadi mahasiswa berprestasi, bahkan membanggakan Indonesia.
Jangan minder, Terinspirasi boleh. Itu semua udah ada yang ngatur, kita juga boleh kok pengen kaya temen kita yang baik itu,
Tapi inget, engga semua orang punya jalan yang sama. Jangan cuma melihat hasilnya, 
Ingat juga, setiap kita punya lembar soal dalam hidup ini yang berbeda, banyak hal yang harus kita syukuri karena bisa menjawab masalah yang mungkin orang lain belum bisa melewatinya.

Ada pesan dari Cak Nun, Seseorang yang aku dengerin nasihatnya di Youtube ketika merasa penat.
Kuliahmu ngejer apa? banyak memang yang orientasinya masih sebatas kerja, karir, dsb yang ujung-ujungnya ekonomi. Sama kok aku juga pasti mempertimbangkan itu.
Cak nun bilang ada yang lebih besar, KEBAHAGIAAN HIDUP. Ketika kamu dapet kamu akan dapet semuanya
Tapi kalau cuma pengen dapetin uang, jabatan, kekuasaan kamu belum tentu bisa depetin hal penting itu.

Untuk kedua kalinya, aku percaya bahwa MIMPI itu nyata.
Pertama ketika SMA, dan ketika kuliah aku coba lagi untuk menulis mimpi-mimpi
Coba untuk menuliskan apapun yang menjadi keinginan atau harapan mu meskipun itu kecil, sepele, atau bahakan keliatan engga mungkin.
Tuhan selalu punya caranya sendiri untuk menjawabnya, doa dan usaha aja dulu. Hasil biar Beliau yang menentukan.

Buat temen-temen yang udah merasa kampus makin sepi, jangan menyerah. 
Temen-temen pasti bisa, jangan pernah bandingkan jalan yang sedang kita tempuh dengan yang lainnya. 
Buat cerita versi temen-temen sendiri.
Tetap berbahagialah, dan mensyukuri bahwa keadaan temen-temen yang mungkin kerasa kurang nyaman sekarang, banyak orang yang masih ada untuk membantu dan mendukung. Sekalipun sosok orang tua yang mengirimkan doa dari jauh.

:)

 





Tuesday, December 24, 2019

Roundtable Conference on Sustainable Palm Oil

Roundtable Conference (RT) yang ke 17 dari RSPO, engga nyangka bakalan bisa ikut acara ini. Melanjutkan dari cerita sebelumnya, RT 17 ini merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh RSPO sebagai bentuk sharing informasi dan progres dalam penerapan sustainable palm oil dari berbagai penjuru dunia, utamanya di negara-negara produsen maupun konsumen minyak sawit yang besar. Berbagai orang dari penjuru dunia hadir dalam acara tersebut, mulai dari individu, akademisi, pemerintah, perusahaan, NGO, dan investor. Kami menyempil sabagai peserta dalam acara itu hehe.

Keynote Speaker - CEO Olam

Apa aja si kegiatan yang kita ikutin di RT ini?
1. Preparatory session 1

Diskusi dengan pembicara setelah sesi
Pada sesi pertama ini membahas mengenai "natural process, technological Advancement, or both?" jadi banyak membahas mengenai seperti apa yang sebenarnya industri kelapa sawit saat ini harus ada. Apakah tetap natural seperti aslinya atau juga ada campurtangan teknologi masa kini yang kita bisa manfaatkan. Sebuah sesi sharing dan diskusi yang cukup membuka wawasan saya mengenai bagaimana industri kelapa sawit ini telah tumbuh di berbagai belahan dunia dan menciptakan banyak inovasi teknologi untuk menunjang pertumbuhannya.
Berbagai topik yang dibawakan oleh masing-masing pembicara diantaranya: bagaimana mengenalkan pekerja dengan teknologi dalam melakukan kegiatannya, menggunakan teknologi DNA dan blockchain dalam mewujudkan minyak kelapasawit yang traceable dari hulu hingga hilir, Aplikasi untuk membantu smallholder dalam memproduksi minyak kelapa sawt berkelanjutan dan mengelola kelompoknya, dan pengawasan udara untuk memantau lahan dengan pesawat/drone tanpa awak. sebuah insight yang sangat banyak saya dapatkan dalam sesi ini, bagaimana kita memandang suatu proses di lahan yang jauh dari jangkauan dan teknologi membantu memudahkan.

2. Preparatory session 2

Pembicara kece-kece dari berbagai latar belakang
Pada sesi kedua ini membahas diskusi dengan tema "You, Me, & Them: Championing Right" sebuah isu yang engga bisa di anggap sebelah mata pada industri pertanian. Dimana masalah hak petani ini sering kali diabaikan, karena jauh dari pengawasan dan cenderung petani juga jauh dari akses untuk mengetahui hak atau bahkan melaporkan kejadian-kejadian, menjadikan mereka sering kali tertindas dan diam. RSPO berkomitmen untuk mengutamakan hak pekerja yang terlibat dalam seluruh rantai pasok minyak kelapa sawit terutama para petani. Pembicara dari perusahaan-perusahaan dan NGO membahas mengenai bagaimana mereka selama ini memperjuangkan hak pekerja dan kedepannya apa yang bisa kita perbaiki bersama.
Isu mengenai pekerja di bawah umur, stunting pada anak atau keluarga para pekerja, dan fasilitas yang tidak layak menjadi isu menarik bagi saya. Ternyata masih banyak catatan kusam yang perlu kita perbaiki bersama, terlebih sebagai salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan 2 juta lebih pekerja yang terlibat dalam rantai pasoknya.

3. Small Holders meet Investor

Kelompok Tani Indonesia bertemu dnegan pada Investor dari berbagai negara.
Pada sesi  ini saya menskip sesi preparatori karena membantu mbk Novi untuk mempersiapkan side event dari FORTASBI (Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia) kalo yang belum tau silakan buka https://www.fortasbi.org/ . Saya juga baru tau ketika disana hehe, ternyata ada sebuah wadah bagi kelompok-kelompok tani di Indonesia yang memperjuangkan terwujudnya minyak kelapa sawit yang berkelanjutan. Forum pertemuan tersebut mempertemukan para kelompok tani dengan investor besar mulai dari perusahaan besar seperti Unilever, P&G, Loreal dst dan juga Investor individual yang memiliki komitmen besar membantu petani-petani kecil untuk tumbuh dan mewujudkan produksi minyak kelapa sawit secara berkelanjutan.
4. Opening Ceremony

Uhuy asik
Sebenernya bukan cuma konsep dari openingnya yang bikin menarik, tetapi Insight dari Direktur RSPO dan Keynote Speaker dari CEO Olam International.

Sangat insightfull bagi saya seorang mahasiswa bidang industri pertanian untuk melihat fakta-fakta dan tantangan industri kedepannya serta bagaimana Olam mencapai strategi dan targetnya untuk menjadi perusahaan bidang agroindustri yang sustaianable dan nomer 1 di dunia.
5. Smallholders Academy Launching

Launching Smallholders Academy by RSPO
Sebuah konsep baru dari RSPO dimana pada awalnya coba merubah industri minyak sawit dari pemangku kepantingan yang besar-besar yaitu perusahaan dan pemerintah, dan saat ini strategi tersebut mulai bergeser untuk mengedukasi juga petani-petani kecil dan juga konsumen. Akademi ini akan memberikan pelatihan dan materi mulai dari teori pembibitan, perawatan, dan pemanenan sawit secara berkelanjutan. Lalu pengolahan organisasi dan pendataan yang baik untuk menujang traceability dari produk yang mereka akan dapatkan nantinya.


Sebenarnya masih banyak lagi sesi dan kegiatan yang kita lakukan disana, mungkin ini hanya sebagian insigh yang berkesan dan penuh warna :)

Check this out:


Sebuat pengalaman yang tak terlupakan !

Monday, November 18, 2019

Asian Youth for Sustainable Palm Oil (ASYPO)

Tuhan selalu punya rencana terbaik buat hambanya. :)
Dari awal kuliah selalu punya mimpi untuk bisa mencoret list mimpi-mimpi sebelum menyelesaikan studi di kampus tercinta ini hehe, sempet panik karena sampe menjelang akhir kuliah masih ada beberapa mimpi yang belum tercapai, entah mungkin atau engga inshaallah bakal aku perjuangin sampe akhir walau mungkin engga sempurna dan sama seperti yang udah tertulis, tapi alhamdulillah sudah semuanya berprogres :)

Mau #sedikitcerita ni tentang pengalaman luar biasa kemaren yang jadi sebuah awal perjalananku untuk menjelajah lebih jauh lagi kemudian hari, aamiin. Dapet kesempatan buat ngewakilin pemuda Indonesia untuk jadi delegasi dalam Asian Youth for Sustainable Palm Oil (AYSPO) di Bangkok, Thailand. Untuk pertama kalinya dapet kesempaten untuk keluar negeri dan GRATIS pula. Alhamdulilllah banget pokoknya. 

Delegasi & Diaspora Indonesia
Untuk pertama kalinya Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), People Movement on Haze (PM Haze), dan GIZ Thailand menginisiasi program ini. dihadiri perwakilan 50 pemuda dari 6 negara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, India, dan China) mendiskusikan berbagai isu terkait lingkungan dan semangat untuk mewujudkan kelapa sawit yang berkelanjutan. Kami mencoba mencari solusi bersama bagiamana kami (pemuda) dapat membantu dan menjadi motor penggerak terwujudnya minyak kelapa sawit yang berkelanjutan. Karena tidak dapat dipungkiri, bisnis bidang komoditas ini sangat seksi, permintaan dunia sangat tinggi, akan tetapi banyak cacatan merah didalamnya yang perlu kita perbaiki bersama.

Kami berkumpul bukan untuk menentang minyak kelapa  sawit, atau mencari siapa yang salah dalam isu-isu kerusakan lingkungan, kebakaran hutan, dsb yang telah terjadi dan merugikan banyak pihak. Kami disini menawarkan solusi, bagaimanapun minyak kelapa sawit yang paling ekonomis dan produktif dibandingkan minyak dari sumber lainnya seperti kedelai dan biji bunga matahari. Selain itu produk turunan dari minyak kelapa sawit juga digadang-gadang akan menjadi energi sekaligus bahan pangan masa depan.

Delegasi Indonesia
Ini kami delegai Indonesia dalam AYSPO, dari berbagai macam latarbelakang. Lima dari kami berangkat dari Indonesia, tiga mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Thailand, dan satu berangkat dari Malaysia. Ada yang sudah bekerja di berbagai sektor, ada yang menjadi aktivis lingkungan, dan ada yang menjadi mahasiswa. Walaupun kami belum pernah bertemu secara intensif dan berdiskusi tentang kelapa sawit ini sebelumnya, alhamdulillah kita punya visi yang sama. Gimana Indonesia dapat mewujudkan Bisnis Kelapa Sawit yang berkelanjutan dan tidak ada lagi pengrusakan lingkungan yang masif tanpa ada pihak yang mau bertanggungjawab.

Mikir solusi buat Indonesia

Grogi lur
Kami belajar banyak dari AYSPO ini, dan terutama merasa "tertampar" engga menyangka kami selama ini masih begitu egois untuk tidak melihat banyak fakta dibalik bisnis kelapa sawit. Indonesia-Malaysia adalah produsen yang mengusasai 90% pasar minyak kelapa sawit dunia. Di Indonesia sendiri lebih dari 2 juta penduduk terlibat dalam rantai pasok kelapa sawit, bukan angka yang kecil. Sudah saatnya kita membuka mata dan membantu mewujudkan apa yang "benar", Bisnis ini akan menjadi semakin besar di kemudian hari, akan makin banyak orang yang terlibat di dalamnya, akan makin banyak lahan baru yang di buka, akan banyak konsumen yang semakin tergantung pada minyak kelapa sawit ini. Maka dari itu aspek-aspek sosial, lingkungan, dan regulasi yang terkait didalamnya harus kita awasi bersama untuk terciptanya minyak kelapa sawit yang berkelanjutan, jangan sampai anak cucu kita nanti menikmati warisan buruk dari ke-egosian kita untuk acuh terhadap isu seperti ini.

Output dari kegiatan ini ada 2, yaitu gerakan bersama secara besar disetiap negara untuk bersama mewujudkan sustainability dalam berbagai sektor, khususnya kelapa sawit yang berkelanjutan dan dekalarasi bersama pemuda Asia di hadapan para petinggi perusahaan, NGO, dan pemerintah dalam agenda RT 17. Berikut ini deklarasi kami:



Ini dia teks deklarasi kami dihadapan para pemangku kepentingan minyak sawit dunia (Pemerintah, Bisnis, NGO, Financial sector, UN):

"For the first time, fifty young people from China, India, Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand gathered in Bangkok for the inaugural Asian Youths for Sustainable Palm Oil Summit. The summit was co-organised by RSPO, PM Haze and GIZ Thailand and after nine hours of intense discussions and productive critical arguments, youths from diverse socio-cultural backgrounds joint hands to co-create their commitment towards a shared responsibility for making sustainable palm oil the norm. Here are their voices, listen to them, they are the future.

We represent 4 billion people in the region. We grew up in an era of extreme change. We have seen our homes once a place of warmth to be on fire now, our air that gives us breath to be coloured in grey haze and smog, our coastline where we have our livelihoods to be receding. And elsewhere in the world, we see glaciers melting, temperatures rising above the imaginable and typhoons destroying everything in its way. There is a need to act, now.

Lifestyle changes can make a difference. But is it really ENOUGH??
The key to achieving a sustainable future lies in economic transformation. And THIS economic transformation cannot happen without integrity. We ask of you (pause)  the businesses, to commit and deliver your environmental promises and to be transparent with your progress. Because it is vital for businesses to change first so that the rest of us can join in the wave of change. This (pause) long-term investment will encourage brand loyalty and economic benefit. It will unite consumers and businesses towards a common goal for a sustainable future. There is NO TIME to be ready, we just have to commit and grind through the challenges together.

With our numbers and the economics we represent, which constitute more than 50% of the global GDP, we believe that youth today have great power to offer. Our common values, ideas, and energy will be our drive. To support you, the youth of Asia promises you here today that:
We will integrate sustainability in and beyond our daily lives
We will keep ourselves informed of current affairs and effective solutions
We will work collaboratively through public platforms, therefore, amplifying our impacts
We pledge to keep ourselves, businesses, governments and NGOs accountable across countries for sustainable production and consumption of palm oil.

The youth have committed to this. And…you have no choice but to work together.
The shift towards sustainable palm oil is a win-win situation for all.

We believe…. that, not just us the youth, but all of us here today want to live in a future that is recognizable to us, one with abundant clean air to breathe, thriving forests and wildlife. There is no reason to accept anything less. This is the time for you, people of great power and influence within your circles lead this change. And we, the youth, the 4 billion in South Asia and Southeast Asia will be right behind you.

A better future is possible."

Asian Youth for Sustainable Palm Oil
:D





Reza Adinata. Powered by Blogger.