Thursday, January 2, 2020

Universitas Gelanggang Mahasiswa (UGM)

Sebuah sebutan yang lazim didengar kalau sebagai rakyat jelata Gelanggang UGM. Bisa aku bilang salah satu tempat paling nyaman untuk belajar. Sebagai mahasiswa yang notabennya (non-akademisi) mungkin gelanggang jadi tempat yang paling bisa nerima kalian. Engga perlu bicara IPK, berapa lama kamu mau lulu, atau idealismemu seperti apa, orang-orang disini engga terlalu peduli dengan itu, selama masih bisa berkarya.

Mengakhiri cerita di Gelanggang sebagai Mahasiswa
Sebenernya dulu juga ragu untuk nyemplung disini, karena pasti maba banyak ketakutan den pertimbangannya. Salah satunya rumor kalo anak-anak gelanggang itu lulusnya bakal lama dan kuliahnya bakalan terganggu. Tapi, setelah 1 tahun menjalani kuliah sebagai maba, ternyata sudah cukup membuat bosan dan makin yakin kalo engga nyari kegiatan yang membahagiakan pasti bakalan stress ni. Akhirnya mulai aktif digelanggang sebagai pengurus, dan menikmati hari-hari berikutnya dengan warna-warna baru.

Ada banyak tipe mahasiswa di UGM yg beneran, mulai dari yang suka ngejer IP tinngi, lulus cepet, nggarap laprak terus, tura-turu, dolan terus, lomba sana sini, bikin start up, ngevent, dan ada juga yag seperti kami cah gelanggang yang menyalurkan hobi disini. Tidak ada pilihan yang paling baik bagi saya kamu memilih dunia kampusmu bagaimana, semuanya pasti yang terbaik yang cocok dengan mimpi dan latar belakang kalian. Aku pada akhirnya memilih untuk menghabiskan masa kuliah pun disini, karena menurutku kehidupan kuliahku menjadi seimbang antara yang membosankan dan menyenangkan

Aku mulai sadar bahwa dari sini aku memulai petualangan di Kampus yang jadi "engga biasa-biasa aja". 

Berawal dari masuk UGM pertama kali, bahakan masih seleksi masuk dulu udah main kesekre dengan polos dan sok kenal. Karena dulu pernah ikut Pencak Silat Perisai Diri dan kebetulan ada UKM nya. Pengen banget masuk UGM dan bisa lanjut latihan disini. Alhamdulillah pada akhirnya bisa masuk dan gabung latihan disini.

Baru masuk, tepatnya habis PPSMB langsung ikut latihan kejuaraan, engga disangka langsung dikasih kesempatan untuk gabung tim yang udah latihan lama sebelumnya, alhamdulillah fisik masih bagus dulu dan bisa ngimbangin mas mbk atlet yang udah latihan berbulan-bulan. Setelah satu bulan latihan intensif bersama kita berangkat untuk lomba kejurnas pencaksilat Perisai Diri di Semarang. Di semester pertamaku langsung izin UTS dan alhamdulillah bisa bawa medali perunggu buat UGM.

Berawal dari modal medali pertamaku aku jadikan bekal untuk mendaftar beasiswa, dan berbagai program yang ada dikampus. Alhamdulillah ternyata manjur juga dan banyak dapet kesempatan ikut program-program pengembangan diri hingga trip ke beberapa daerah di Indonesia. Sebenernya bukan fisik medalinya si yang buat jad kaya gini, tapi apa yang ada di baliknya. Gimana perjuangan untuk meraihnya itu yang bikin aku sadar "bahwa hidup butuh perjuangan, dan mimpi".

Mungkin bagi yang pernah jadi Atlet paham bener gimana kita latihan bisa berbulan-bulan untuk bertanding mungkin hanya beberapa menit saja. Lelah, letih, cidera, meluangkan waktu, uang, tenaga, dan banyak hal yang perlu dikorbankan untuk bisa bertanding dengan maksimal. Tapi itu semua yang berarti lebih dari sebuah medali. Ada cerita yang terkadang sulit untuk di ungkapkan tapi berkesan hingga saat ini.

Setelah melalui semester awal itu, hari-hariku di kuliah semakin menjadi petualangan yang mengasikkan. Tentunya akademik ya masih bisa dijaga, karena itu bentuk tangggung jawab ke orang tua.

Terus berkarya untuk membesarkan Almamater ya, jangan berada di bawah almamater yang besar aja.

Terimakasih telah menjadi "Keluarga, Rumah Kedua, dan Cinta" terutama UKM Perisai Diri UGM dan Gelanggang.

Universitas Gelanggang Mahasiswa


Keluarga Perisai Diri UGM Lintas Generasi

#30HariBercerita
#30hbc2002
#KSEMenulis

Wednesday, January 1, 2020

Kenapa Bercerita

Bertanya kembali kenapa memulai semuanya? Menulis dan bercerita. Emang siapa si yang mau baca ceritamu za, emang sebagus dan seinspiratif apa perjalanan hidupmu sampe kamu tulis. kenapa hayoo? kenapa ya?

Pura-pura cerita


Diawal tahun 2020 ini kembali ikut event rutin tahunan #30HariBercerita yang tahun lalu udah ikut tapi belum sampe full 30 hari, baru sampe 18 hari aja. Alhamdulillah dari hasil itu aku komitmen seengganya menulis satu cerita setiap bulannya, apapun itu temanya.

Kembali untuk meluruskan dan memantapkan niat serta hati, Kenapa dan untuk apa aku menulis. biar populer? sombong? pamer? heheheh jawabku, bisa jadi :D
Sebenernya aku engga mempermasalahkan bagaimana pandangan orang lain terhadap apa yang aku tulis, bahkan engga ada yang melihat atau membacapun bukan masalah bagi aku pribadi. Semenjak awal aku berniat menulis karena saatu hal, yaitu salah satu caraku untuk berbagi. Kenapa harus lewat tulisan? karena itu cara mudah yang aku bisa.

Jadi gini, pada awalnya aku di SMP dan SMA emang pengen banget punya blog untuk menulis aja, sekedar bisa menulis. Seiring berjalannya waktu ada niat dan dorongan lain yang buat aku semakin mantap untuk menulis. Aku sadar bahwa apa yang udah aku raih, dapatkan, bahkan alami selama 22 tahun ini terlalu egois untuk aku nikmati sendiri. Aku percaya bahwa "setiap yang sampai kepadaku engga sepenuhnya hak ku" bukan hanya dalam hal uang tapi segala hal.

Dalam perjalanan hidup mungkin tuhan banyak memudahkan jalan untuk aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan dan cita-citakan. Tapi aku mulai bertanya, semua itu buat apa? dari kecil kamu selalu diberikan apa yang kamu inginkan, cita-citamu disampaikan, bahkan uang pendidikanmu dari kecil sampe kuliah dibantu dengan beasiswa. Apakah sampe seterusnya kamu bakal nikmatin sendiri? Jadi segitu aja manfaatnya.

Aku tau mungkin dengan bercerita belum tentu juga bisa menjawab pertanyaan itu semua. Bahawa dengan cerita-cerita ini akan membantu orang jadi lebih baik, bahkan bisa aja tulisan ini hanya usang tanpa ada yang membacanya.

Bener banget, tapi satu hal yang aku menjadi yakin. Banyak ilmuan yang dikenal dari dulu sampai saat ini karena tulisannya, begitu juga penyanyi yang dikenal dari lirik lagu indahnya, dan penyair yang masih tetap dikenal karena syairnya. Engga semua bakal kenal dan banyak juga yang mendapatkan manfaat dari goresan pena nya.

Sesimpel itu sebenernya, aku engga akan tau hasilnya. Engga pernah bakalan jadi parameter berapa banyak yang membaca. Tugas dan niatku hanyak untuk membagikannya dan terus menulis. Ada tangan yang lebih hebat yang akan mengatur cerita selanjutnya.

Semangat untuk menulis :)

#30HariBercerita
#30hbc2001

Reza Adinata. Powered by Blogger.