Wednesday, April 8, 2020

Hati memilih

11:43 AM 0
9 Maret 2020,
saat kembali lagi bertanya kepada hati untuk apa dan mau apa dia sebenarnya,
Disaat sudah 22 tahun bersama dan ikatan kita semakin kuat,
telah banyak pilihan yang kita buat selama ini,
beberapa berjalan dengan baik,
tidak sedikit juga yang menjadi pelajaran berharga dalam hidup
karena 'kegagalan' yang juga bisa mengecewakan.


Yang aku tau emang tidak mudah untuk memilih,
mungkin pilihan saat ini akan menjadi 'kita' kedepannya,
aku terus bertanya kepada hati, apakah yakin ini yang kita pilih,
apakah akan benar dan baik-baik saja?
kita udah pernah mencoba namun belum berhasil,
yakin mau nyoba lagi?


Sebuah self talk kepada diri sendiri,
ketika malam ini belum bisa tidur sampai jam 01.04, hehehe
#SedikitCerita beberapa pilihan yang menurutku besar dalam hidup ini.
Untuk sedikit merefleksi ada jejak langkah berani yang aku ambil dahulu, dan banyak pelajaran serta konsekuensi yang aku ambil setelahnya.

1. Meninggalkan olahraga yang aku cintai selama 2 tahun
    Pengen banget dulu jadi atlet, cita-cita yang terpatri dalam hari sejak masuk tim sepak bola di kelas 5 SD. Bukan cuma suka, tapi juga bisa berprestasi, terus aku tekuni sampe ikut sekolah sepak bola waktu SMP dan akhirnya pada kelas 1 SMA aku harus berhenti. Cidera angkle kanan yang buat aku engga bisa jalan apalagi lari beberapa bulan, dan setelah itu sering kali kambuh. Membuat aku harus berganti hobi dan mimpi. Akhirnya di SMA menjadi akademisi dan mengurangi olahraga berat. Setelah lulus dari SMA baru bisa aktivitas berat lagi.

2. Tidak mengambil kesempatan beasiswa full untuk kuliah
    Siapa si yang engga mau kuliah gratis sampe lulus? aku juga si mau, jujur aja itu salah satu impianku. Ketika lulus dari SMA aku mendapatkan kesempatan itu ditawari untuk mendapatkan beasiswa penuh kuliah dan sejumlah uang serta bisa memilih kampus impian. Aku lulus alhamdulillah sebagai lulusan terbaik, tapi disini aku memilih untuk berjuang dengan usaha sendiri. Aku tahu ini emang engga mudah dan belum tentu kesempatan ini datang lagi. Tapi satu hal, aku pengen mencoba dengan keringat, usaha, dan pengorbanan. Belum tentu bakalan sukses, tapi aku tau itu akan seru dan menarik. Mengejar mimpi yang belum pasti oleh seorang anak kecil yang polos hehe

3. Membangkitkan organisasi yang sekarat daripada jabatan di organisasi bergengsi
    kalo udah masuk ke zona kuliah pengen banget gak si ngisi cv dengan pengalaman organisasi yang banyak dan sesuai banget sama hobi atau kesukaan kita. Apalagi organisasi bergengsi gitu di kampus. Sebuah pilihan yang emang aku juga sampe sekarang bingung, dan justru jadi cinta banget sama semua yang ada didalamnya. Memilih mengemban amanah di UKM Pencak Silat Perisai Diri yang saat aku menerima sudah bisa dibilang sekarat. Tata kelola berantakan, anggota bisa dihitung jari, dan engga jelas masa depannya. Jangan ditanya gengsinya ya, yang tau aja mungkin gak banyak padahal UKM di level kampus. Ada suatu ikatan tersendiri kenapa aku memilih untuk berjuang didalamnya, yang aku tau emang engga mudah, merajut kembali kekeluargaan yang sudah renggang didalamnya, menarik kembali anggota-anggota yang sudah mulai berjarak, mengatur dan menata organisasi jadi lebih baik. Banyak banget drama dan pengorbanan didalemnya, tapi sekarang aku bisa tersenyum melihat adik-adik di UKM bisa segitu kompak, keren, dan berprestasi jauh melebihi kita para senior.

4. Memilih lulus lebih lama
    Menurut kamu lulus itu pencapaian, pilihan, atau sekedar sebuah step untuk ke tahap selanjutnya? jawab sendiri yak hehe. Disaat semester akhir kuliah, hatiku memilih untuk lulus lebih. Kayaknya bohong banget yak, lulus molor kok pilihan hehe. Yaps, aku memilih untuk menyelesaikan amanah di semester 7, membina adik-adik di UKM. lalu disemester 8 magang sembari mendampingi juga perkembangan UKM, dan ketika aku merasa cukup peranku untuk masuk didalamnya, aku pastikan aku harus lulus. Ada suatu hal yang aku kejar disamping predikat atau gelar, yaitu 'manfaat'.


5. Lagi dan lagi, engga ambil Beasiswa S2
    Skripsi yang molor tapi penuh cerita. Sebenernya engga nyangka juga, di akhir bimbingan salah satu dosen mengomentaru progresku sembari diskusi singkat. Aku kaget ketika beliau menawarkan untuk lanjut program beasiswa full untuk sekolah S2 dan lanjut S3 langsung. Beliau menawarkan diri sebagai pemberi rekomendasi apabila saya mau mengambil. tapi mohon maaf pak Reza belum bisa ambil. Engga berhenti disitu, 3 minggu setelah lulus, salah satu dosen kembali menghubungi untuk menawarkan beasiswa full S2 lanjut studi di Thailand. Mohon maaf lagi untuk saat ini belum bisa mengambil karena suatu alasan. Ada hal yang sedang hati ini inginkan untuk dilakukan.


jadi pilihan besar apa yang selanjutnya akan kita pilih?
Ada 3 hal yang selalu jadi pertimbangan utama dalam memilih jalan hidupku, pertama mimpi, kedua hati, dan yang ketiga Manfaat


Karena hanya hidup sekali, aku hanya ingin menjalani dengan penuh kesadaran atas pilihan yang aku ambil. :)





Friday, March 27, 2020

Graduate !

"Saat kamu memulainya, maka selesaikanlah karena itu amanah"
Menasehati diri sendiri yang pernah merasakan bagaimana sebenernya hati ingin membawa dan kaki harus terus melangkah dengan arah yang terkadang tak sama.

Keluarga Kita


19 Februari 2020
Akhrinya setelah mundur 3 kali dari target awal wisuda, akhirnya sampe juga.
Seolah berakhir pertanyaan "kapan wisuda?", "kapan lulus?" yang mestinya mahasiswa tingkat akhir harus punya seribu macam jawaban untuk menjawabnya dan lagi keteguhan hati untuk bisa melaksanakan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa di unjung perkuliahan.

Setiap langkah yang terlewati selaku menyisakan cerita unik, dengan resmi diwisuda pada hari itu secara resmi status mahasiswa yang selama 3 tahun 17 bulan menjadi identitas lepas. Ya mau gimana lagi life must go on , bisa dibilang masa kuliahku udah jadi zona nyaman yang harus segera di tinggalkan untuk mencoba hal baru dan cerita baru untuk dimulai.

Senyum mereka, kedua orang tuaku yang mungkin sudah lama aku lihat pada momen seperti ini. tepatnya ketika wisuda SMA, ketika itu aku berhasi memberikan hasil belajar yang terbaik dan mereka sangatlah bangga karena bagi mereka perjuangan untuk mendidik anaknya berbuah manis.

Sedikit berbeda situasinya saat kuliah ini, pada awalnya aku menargetkan untuk lulus tepat waktu bahkan lebih cepat. karena SKS kuliah pada semester 7 telah cukup dan skripsi normalnya bisa dikerjakan dalam satu semester bahkan lebih cepat. Tapi aku memilih jalan yang aku tahu pasti tidak mudah dan target awal mungkin saja bisa engga tercapai. teringat nasihat salah satu dosenku " buatlah karya terbaik kalian selama menjadi mahasiswa yang akan membuat kalian terus bangga atas hasil kerja keras kalian untuk menyelesaikannya 'masterpiece'. 

Aku memilih untuk magang terlebih dahulu sembari mengambil data untuk sekripsi yang baru selesai bulan juni 2019. Yang jelas molor dari target awal yg pengen lulus bulan Mei 2019. Teenyata ada beberapa kendala juga yang membuat aku baru bisa melakukan seminar proposal di bulan September, maka target kedua dibulan Agustus pun harus mundur, terlebih lagi harus meminta uang kepada orangtua untuk membayar UKT lagi memasuki semester 9. Ternyata target bulan November juga belum bisa tercapai, aku terus menjanjikan dan 3x orang tua aku buat harus menunda perjalanan ke jogja karena waktu lulus belum juga terlihat.

Pada akhirnya aku bisa melaksanakan sidang dibulan Desember dan wisuda bulan Februari. Lega rasanya, membalaskan perjuangan orang tua untuk menguliahkan aku yang bandel ini, melihat senyum mereka dan kebahagiaan karena mereka yang hanya lulus SMA bisa meluluskan dua orang anaknya menjadi sarjana.

Kakak Alumni Teknik Mesin '12 dan aku TIP '15
Salah satu hal yang aku perjuangin dikuliah cuma satu yang bener-bener aku dedikasiin buat orang tua. Karena bapak dan ibu engga tau dunia perkuliahan cuma pesen karena kemarin mas bisa lulus cepet tapi engga cumlaude, kalo bisa aku lulusnya cumlaude. dan aku buktiin untuk penuhi itu. Jujur aku mencap diriku bukan sosok akademisi di kampus, lebih suka terjun kelapangan, mengejar hobi dan pertemanan. Kuliah bagiku bukan cuma duduk didalam kelas dan berharap nilai A ketia ujian. Inti dari kuliah adalah belajar, selama jadi mahasiswa aku rasa bebas untuk lakuin apa aja termasuk ngelakuin kesalahan karena itu bagian dari proses belajarku.

Untuk semua penghargaan yang aku raih di hari itu semuanya adalah berkat orangtuaku dan seluruhnya aku serahkan kepada mereka. Berharap dikemudian hari masih bisa terus berkumpul dan berbagi kebahagiaan terus bersama :)

Terimakasih juga buat teman-teman yang sudah banyak membantu selama perjalanan di kampus, see u on top lur!
Ditunggu berkarya selanjutnya bersama KAGAMA dan dimanapun berada.




Thursday, January 2, 2020

Universitas Gelanggang Mahasiswa (UGM)

Sebuah sebutan yang lazim didengar kalau sebagai rakyat jelata Gelanggang UGM. Bisa aku bilang salah satu tempat paling nyaman untuk belajar. Sebagai mahasiswa yang notabennya (non-akademisi) mungkin gelanggang jadi tempat yang paling bisa nerima kalian. Engga perlu bicara IPK, berapa lama kamu mau lulu, atau idealismemu seperti apa, orang-orang disini engga terlalu peduli dengan itu, selama masih bisa berkarya.

Mengakhiri cerita di Gelanggang sebagai Mahasiswa
Sebenernya dulu juga ragu untuk nyemplung disini, karena pasti maba banyak ketakutan den pertimbangannya. Salah satunya rumor kalo anak-anak gelanggang itu lulusnya bakal lama dan kuliahnya bakalan terganggu. Tapi, setelah 1 tahun menjalani kuliah sebagai maba, ternyata sudah cukup membuat bosan dan makin yakin kalo engga nyari kegiatan yang membahagiakan pasti bakalan stress ni. Akhirnya mulai aktif digelanggang sebagai pengurus, dan menikmati hari-hari berikutnya dengan warna-warna baru.

Ada banyak tipe mahasiswa di UGM yg beneran, mulai dari yang suka ngejer IP tinngi, lulus cepet, nggarap laprak terus, tura-turu, dolan terus, lomba sana sini, bikin start up, ngevent, dan ada juga yag seperti kami cah gelanggang yang menyalurkan hobi disini. Tidak ada pilihan yang paling baik bagi saya kamu memilih dunia kampusmu bagaimana, semuanya pasti yang terbaik yang cocok dengan mimpi dan latar belakang kalian. Aku pada akhirnya memilih untuk menghabiskan masa kuliah pun disini, karena menurutku kehidupan kuliahku menjadi seimbang antara yang membosankan dan menyenangkan

Aku mulai sadar bahwa dari sini aku memulai petualangan di Kampus yang jadi "engga biasa-biasa aja". 

Berawal dari masuk UGM pertama kali, bahakan masih seleksi masuk dulu udah main kesekre dengan polos dan sok kenal. Karena dulu pernah ikut Pencak Silat Perisai Diri dan kebetulan ada UKM nya. Pengen banget masuk UGM dan bisa lanjut latihan disini. Alhamdulillah pada akhirnya bisa masuk dan gabung latihan disini.

Baru masuk, tepatnya habis PPSMB langsung ikut latihan kejuaraan, engga disangka langsung dikasih kesempatan untuk gabung tim yang udah latihan lama sebelumnya, alhamdulillah fisik masih bagus dulu dan bisa ngimbangin mas mbk atlet yang udah latihan berbulan-bulan. Setelah satu bulan latihan intensif bersama kita berangkat untuk lomba kejurnas pencaksilat Perisai Diri di Semarang. Di semester pertamaku langsung izin UTS dan alhamdulillah bisa bawa medali perunggu buat UGM.

Berawal dari modal medali pertamaku aku jadikan bekal untuk mendaftar beasiswa, dan berbagai program yang ada dikampus. Alhamdulillah ternyata manjur juga dan banyak dapet kesempatan ikut program-program pengembangan diri hingga trip ke beberapa daerah di Indonesia. Sebenernya bukan fisik medalinya si yang buat jad kaya gini, tapi apa yang ada di baliknya. Gimana perjuangan untuk meraihnya itu yang bikin aku sadar "bahwa hidup butuh perjuangan, dan mimpi".

Mungkin bagi yang pernah jadi Atlet paham bener gimana kita latihan bisa berbulan-bulan untuk bertanding mungkin hanya beberapa menit saja. Lelah, letih, cidera, meluangkan waktu, uang, tenaga, dan banyak hal yang perlu dikorbankan untuk bisa bertanding dengan maksimal. Tapi itu semua yang berarti lebih dari sebuah medali. Ada cerita yang terkadang sulit untuk di ungkapkan tapi berkesan hingga saat ini.

Setelah melalui semester awal itu, hari-hariku di kuliah semakin menjadi petualangan yang mengasikkan. Tentunya akademik ya masih bisa dijaga, karena itu bentuk tangggung jawab ke orang tua.

Terus berkarya untuk membesarkan Almamater ya, jangan berada di bawah almamater yang besar aja.

Terimakasih telah menjadi "Keluarga, Rumah Kedua, dan Cinta" terutama UKM Perisai Diri UGM dan Gelanggang.

Universitas Gelanggang Mahasiswa


Keluarga Perisai Diri UGM Lintas Generasi

#30HariBercerita
#30hbc2002
#KSEMenulis

Wednesday, January 1, 2020

Kenapa Bercerita

Bertanya kembali kenapa memulai semuanya? Menulis dan bercerita. Emang siapa si yang mau baca ceritamu za, emang sebagus dan seinspiratif apa perjalanan hidupmu sampe kamu tulis. kenapa hayoo? kenapa ya?

Pura-pura cerita


Diawal tahun 2020 ini kembali ikut event rutin tahunan #30HariBercerita yang tahun lalu udah ikut tapi belum sampe full 30 hari, baru sampe 18 hari aja. Alhamdulillah dari hasil itu aku komitmen seengganya menulis satu cerita setiap bulannya, apapun itu temanya.

Kembali untuk meluruskan dan memantapkan niat serta hati, Kenapa dan untuk apa aku menulis. biar populer? sombong? pamer? heheheh jawabku, bisa jadi :D
Sebenernya aku engga mempermasalahkan bagaimana pandangan orang lain terhadap apa yang aku tulis, bahkan engga ada yang melihat atau membacapun bukan masalah bagi aku pribadi. Semenjak awal aku berniat menulis karena saatu hal, yaitu salah satu caraku untuk berbagi. Kenapa harus lewat tulisan? karena itu cara mudah yang aku bisa.

Jadi gini, pada awalnya aku di SMP dan SMA emang pengen banget punya blog untuk menulis aja, sekedar bisa menulis. Seiring berjalannya waktu ada niat dan dorongan lain yang buat aku semakin mantap untuk menulis. Aku sadar bahwa apa yang udah aku raih, dapatkan, bahkan alami selama 22 tahun ini terlalu egois untuk aku nikmati sendiri. Aku percaya bahwa "setiap yang sampai kepadaku engga sepenuhnya hak ku" bukan hanya dalam hal uang tapi segala hal.

Dalam perjalanan hidup mungkin tuhan banyak memudahkan jalan untuk aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan dan cita-citakan. Tapi aku mulai bertanya, semua itu buat apa? dari kecil kamu selalu diberikan apa yang kamu inginkan, cita-citamu disampaikan, bahkan uang pendidikanmu dari kecil sampe kuliah dibantu dengan beasiswa. Apakah sampe seterusnya kamu bakal nikmatin sendiri? Jadi segitu aja manfaatnya.

Aku tau mungkin dengan bercerita belum tentu juga bisa menjawab pertanyaan itu semua. Bahawa dengan cerita-cerita ini akan membantu orang jadi lebih baik, bahkan bisa aja tulisan ini hanya usang tanpa ada yang membacanya.

Bener banget, tapi satu hal yang aku menjadi yakin. Banyak ilmuan yang dikenal dari dulu sampai saat ini karena tulisannya, begitu juga penyanyi yang dikenal dari lirik lagu indahnya, dan penyair yang masih tetap dikenal karena syairnya. Engga semua bakal kenal dan banyak juga yang mendapatkan manfaat dari goresan pena nya.

Sesimpel itu sebenernya, aku engga akan tau hasilnya. Engga pernah bakalan jadi parameter berapa banyak yang membaca. Tugas dan niatku hanyak untuk membagikannya dan terus menulis. Ada tangan yang lebih hebat yang akan mengatur cerita selanjutnya.

Semangat untuk menulis :)

#30HariBercerita
#30hbc2001

Reza Adinata. Powered by Blogger.